Jumat, 18 November 2016

POMPA PEMADAM KEBAKARAN

Pompa Pemadam Kebakaran Pompa Pemadam Kebakaran Dalam artikel ini kita akan bahas mengenai pompa pemadam kebakaran yang digunakan salah satu fire hydrant system. Kita akan membahas sedikit banyak tentang apa pompa pemadam kebakaran? Lalu apa kegunaan dari pompa ini?Pompa Pemadam Kebakaran Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat fire hydrant yang dipasang di gedung atau sebuah bangunan demi mengatasi kebakaran yang mengacam sewaktu-waktu. Dalam instalasi fire hydrant system sangatlah komplek terdiri komponen-komponen untuk menjalankannnya. Salah satu komponen dalam fire hydrant system adalah pompa pemadam kebakaran (fire pump). Kegunaan pompa pemadam kebakaran ini dimanfaatkan untuk memompa atau menghisap air dari tandon air untuk disalurkan ke pipa hydrant kemudian di distribusi ke hydrant pillar untuk outdoor dan hydrant valve untuk indoor. Fire pump ini dimanfaatkan oleh tim pemadam kebakaran (fire brigade) ketika terjadi kebakaran. Biasanya pompa pemadam kebakaran membutuhkan waktu minimal 30 menit untuk dapat mengalirkan air keseluruh pipa hydrant dan dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran. Pompa pemadam kebakaran ada beberapa macam antara lain yaitu jockey pump, electric pump, dan diesel pump. Pada dasarnya pompa-pompa ini digunakan untuk mensuplai kebutuhan air yang diperlukan. Penjelasan dari pompa-pompa pemadam kebakaran tersebut sebagai berikut. Jockey pump bentuknya biasanya vertical. Pompa pemadam kebakaran ini digunakan untuk menjaga atau menstabilkan tekanan air di dalam pipa. Electric pump digunakan memompa air yang dihisap dari tandon air (reservoir) untuk disalurkan ke distribusi baik ke hydrant valve untuk indoor, hose reel dan hydrant pillar untuk outdoor. Inti dari kegunaan pompa pemadam kebakaran ini sebagai pompa pendorong yang digunakan pada saat terjadi kebakaran. Diesel pump sebagai back up dan membantu pompa pendorong ketika kebakaran pada umumnya power listrik yang mensupply electric pump off (mati). Diesel pump berfungsi dalam kedaan listrik mati, Pompa pemadam kebakaran ini membantu kerja electric pump guna memenuhi kebutuhan air yang di dibutuhkan jika tekanan dan volume air berkurang pada pillar hydrant.

FIRE ALARM CONTROL

Kontrol Alarm Kebakaran dengan Sistem Komputer Fire Alarm Trainning Tujuan Utama : Mendapatkan alat pemadam, dan sistem pengaman kebakaran terbaik untuk mengidentifikasi api kebakaran dengan cepat dan tepat sehingga dapat mengatasi api kebakaran dengan cepat. Penggunaan Komputer sebagai sistem alarm Dengan menggunakan komputer sebagai master control api kebakaran dan sistem fire alarm kita langsung dapat mengetahui lokasi titik api kebakaran berada tanpa harus berlari-lari mencari zone yang ada ( seperti jika menggunakan type sebelumnya ). Sistem alarm ini banyak diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan monitoring alarm pada unit-unit mesin ataupun sistem berikut : Air - Conditioning Fire Alarm Control Panel Automated Power Management Air - Chiller HVAC Water Coller Chemical Tank Colling Water Pump Pumping Control Remote Power Control Perlu sekali untuk mengetahui prinsip kerja beberapa smoke / heat detector karena sumber api kebakaran dan bagaimana api kebakaran timbul mempunyai beberapa karakteristik. Penentuan jenis smoke / heat detector yang dipakai yang paling tepat adalah saat bangunan tersebut dibangun dan diketahui peruntukannya. Misalnya pemakaian smoke / heat detector akan sangat berbeda antara bangunan yang dipakai untuk gudang, gedung perkantoran ataupun sebagai hotel Ada beberapa tipe detector yaitu smoke ( yang terdiri dari ionization smoke detector dan photoelectric detector ), heat detector dan gas detector. Apabila suatu detector merupakan kombinasi dari semua sensor diatas maka disebut multi criteria detector ( Notifier menyediakan ) Sensor gas, api dan asap kebakaran gas_detector Sensor ( Chamber ) pada detector ion terdiri dari dua buah Plat yang bermuatan listrik dan bahan radioactive diantara plat positive dan negative. Tumbukan antar molekul, menyebabkan terjadinya ion positif dan negative. Ion tersebut akan tertarik kearah kedua plat dan menyebabkan arus dengan suatu nilai tertentu. Apabila chamber terkena asap maka partikel ion akan berubah sesuai asap yang masuk, masuknya asap sampai suatu nilai tertentu akan detector bekerja. . Photoelectric Sensor repair smoke detector Photoelectric sensor secara terus menerus memancarkan cahaya ke sebuah diode penerima, apabila kekuatan cahaya berkurang sampai nilai tertentu karena terhalang oleh banyaknya asap yang masuk kedalam detector akan terjadi alarm. Selain cara tersebut ada photo smoke yang memakai system pemantulan, apabila ada asap yang masuk maka asap tersebut akan memantulkan cahaya ke penerima. Apabila cahaya yang diterima mencapai nilai tertentu maka akan terjadi Alarm. Photo electric sangat cepat bekerja pada partikel smoke antara 0,3 sampai dengan 10 micron. Photo smoke detector sangat peka pada smoke yang berwarna putih. Pada asap yang berwarna hitam photosmoke mudah terjadi alarm palsu (false alarm). Heat Detector smoke detector rusak Heat detector ada dua macam yaitu ROR dan Fixed Detektor. ROR akan bekerja berdasarkan kenaikan suhu yang terjadi , sedang fixed detector mempunyai satu nilai tertentu untuk alarm ( misalnya 57 deg Celcius ). Untuk ruangan yang sudah cukup panas ROR tidak cocok digunakan karena mudah terjadi false alarm. Beberapa tempat yang sangat cocok dipasang smoke / heat detector adalah : panel genset room Tempat yang mempunyai nilai tinggi dan penting untuk dijaga kelangsungan kerjanya, misalnya : ruang telekomunikasi, power generator Tempat yang sangat sulit untuk mendeteksi adanya asap, misalnya : ruang server, ruang Panel Distribusi listrik ataupun gudang yang tinggi Tempat yang sangat sulit untuk melakukan maintenance, misalnya : dalam ducts, ceiling, rest floor maupun gudang yang tinggi ataupun ruang produksi yang dibawahnya terdapat mesin Tempat yang sangat sulit untuk mendeteksi asap, misalnya : Power Station, ruang yang sangat berdebu, ruang yang berasap maupun ruang yang terbuka. Ruang yang memakai Fire Suppression, misalnya ruang server / EDP maupun ruang telekomunikasi Penggunaan Smartphone sebagai control dan monitoring system fire alarm Kekurangan sistem fire alarm sebelumnya sebelum menggunakan sistem informasi smartphone ( iPhone ) dan komputerisasi seharusnya menjadi bahan modifikasi dan inovasi teknologi sistem fire alarm. Jangkauan pengamatan kejadian alarm yang hanya dalam satu ruang di dalam area yang terbatas seperti dalam satu gedung atau bangunan tertentu saja. Keterlambatan pemberitahuan kejadian alarm. Peralatan announciator yang yang berjangkau terbatas untuk secara cepat dan ke beberapa petugas di lain bangunan atau ruang tertentu dan mampu menjangkau beberapa petugas atau departement. Tidak tersedianya perangkat komunikasi diluar control room yang mampu menjangkau secara luas ke beberapa user . Tidak tersedianya visualisasi keadaan kejadian kebakaran lewat komputer dan informasi cepat ke smartphone (iPhone ). Monitoring belum secara tepat dan murah untuk memanfaatkan sistem koneksi internet yang mampu digunakan beberapa pengguna. Fire alarm monitoring dengan menggunakan komputer dan smartphone mempunyai beberapa keuntungan dibanding dengan announciator. smartphone_android_fire_alarm Mempercepat informasi ke beberapa unit management ( maintenance, teknisi, safety dept, warehouse, mobil pemadam kebakaran, dsb ) sehingga memperkecil skala kerusakan akibat terlambatnya informasi. Simple, Cepat dan murah dalam hal instalasi dan sistem informasi kejadian kebakaran. Addressable system dan Transparan serta real time. Visualisasi gambar dan kejadian yang detail. alat pemadam Pengertian Alat Pemadam dan Fire Alarm : Sistem pengindera api kebakaran atau yang umum dikenal dengan fire alarm system adalah suatu sistem terintegrasi yang didesain dan dibangun untuk mendeteksi adanya gejala api kebakaran, untuk kemudian memberi peringatan (warning) dalam sistem evakuasi dan ditindak lanjuti secara otomatis maupun manual dengan menggunakan alat pemadam api kebakaran atau dengan sistem instalasi pemadam kebakaran (fire fighting system). Peralatan utama yang menjadi pengendali sistem ini disebut Main Control Fire Alarm (MCFA) atau Fire Alarm Control Panel (FACP) yang berfungsi menerima sinyal masukan (input signal) semua detektor dan komponen pendeteksi lainnya, untuk kemudian memberikan sinyal keluaran (output signal) melalui komponen keluaran sesuai dengan setting yang telah diterap kan. 3 sistem pendeteksian dan pengendalian, yaitu : 1. Non addressable system : Sistem ini disebut juga dengan conventional sistem. Pada sistem ini MCFA menerima sinyal api kebakaran, asap kebakaran, atau kebocoran gas langsung dari semua detektor (biasanya jumlahnya sangat terbatas) tanpa pengalamatan dan langsung memerintahkan’ transponder, transmitter, atau adaptor module untuk merespon force alarm, tanda kebakaran tersebut. Sistem pemadam api ini umumnya digunakan pada bangunan/area supervisi berskala kecil, seperti perumahan, pertokoan atau pada ruangan-ruangan tertentu pada suatu bangunan yang diamankan. 2. Semi addressable system : Pada sistem ini dilakukan pengelompokan/zoning pada detektor berdasarkan area pengawasan (supervisory area). Masing-masing zona ini dikendalikan (baik input maupun output) oleh zone controller yang mempunyai alamat/address yg spesifik. Pada saat detektor atau alat penerima masukan lainnya memberikan sinyal, maka MCFA akan meresponnya (I/O) berdasarkan zone controller yg mengumpankannya. Dalam konstruksinya tiap zona dapat terdiri dari : satu lantai dalam sebuah bangunan / gedung beberapa ruangan yang berdekatan pada satu lantai di sebuah bangunan / gedung beberapa ruangan yang mempunyai karakteristik tai di sebuah bangunan / gedung Pada display MCFA akan terbaca alamat zona yang terjadi gejala kebakaran, sehingga dengan demikian tindakan yang harus diambil dapat dilokalisir hanya pada zona tersebut. 3. Full addressable system : Merupakan pengembangan dari sistem semi addressable. Pada sistem ini semua detector dan module transponder mempunyai alamat yang spesifik, sehingga proses identifikasi sinyal api kebakaran, atau asap kebakaran atau kebocoran gas dapat diketahui secera addressable dengan alamat ID tertentu. Proses pemadaman dan evakuasi dapat dilakukan langsung pada titik yang diperkirakan mengalami gejaka kebakara atau kebocoran gas. . Sistem ini mempunyai kemampuan mengontrol lebih dibanding hanya sebagai sistem control fire alarm, sebagai contoh bisa dipakai untuk HVAC Chiller, keamanan, pintu elektronis untuk semua tipe alarm atau kondisi gangguan yang sedang terjadi. Panel kontrol alarm kebakaran type addressable menerima satu atau lebih signal, tergantung dari jenis protocol yang dipergunakan, dan dapat dipergunakan untuk mengontrol dan memonitor lebih dari seratus peralatan. Beberapa protocol dapat menerima setiap tipe detektor dan module input output, sementara protocol jenis lain mempunyai hanya 50% kapasitas channel dari berbagai detektor dan sensor, dan 50% dari module input dan output. 4. Full addressable system dengan Sistem Komputer dan Teknologi Smartphone Penggunaan teknologi informasi dan jaringan komputer serta internet merupakan teknologi yang sudah berkembang beberapa tahun lalu dalam bidang automation. Melalui komunikasi berbasis TCP/IP sistem fire alarm cenderung lebih cepat dalam menginformasikan kejadian serta memperbaiki kelemahan sistem management fire alarm dan sistem hydrant sebelumnya. remote fire alarm Beberapa teknologi smartphone ( iPhone ) mendukung sistem informasi secara cepat dan mampu dikombinasikan dengan sistem jaringan komputer sehingga menciptakan perbaikan performance sistem fire alarm dan sistem hydrant yang cenderung mengalami kegagalam karena lemahnya sistem monitoring. Model sistem monitoring fire alarm dan hydrant dapat dibuat secara terinterkoneksi melalui internet. Setting Awal Pengalamatan ( Adressing ) Setiap peralatan sensor atau detektor mempunyai alamat tersendiri dalam kontrol panel alarm kebakaran, sehingga setiap status yang terjadi dari setiap peralatan sensor dan detektor dapat diketahui. Untuk proses setting initialisasi peralatan input adalah terbagi untuk beberapa peralatan Smoke detectors Heat Detectors (Rate of Rise and Fixed Temperature) Manual call points or manual pull stations Notification appliances (Simplex systems with TrueAlert signals only) Transponders Fire sprinkler system inputs Switches Flow control Pressure Isolate Standard switches Perangkat output diperlengkapi dengan relai dan beberapa perangkat lain Relai (Warning System/Bell) Relai Door Holder Auxiliary (Control Function) Relai Relay dipergunakan untuk mengontrol berbagai variasi fungsi Switch on off fan Buka Tutup Pintu Mengaktifkan sistem pemadam api Mengaktifkan perangkat aplikasi gedung Mematikan peralatan industri Menghentikan elevators ke lantai emergensi Meangaktifkan panel alarm Perancangan Fire Alarm dengan Sistem Komputerisasi Penggunaan komputer dan modul kontroller sebagai alternatif lain kontrol monitoring kebakaran ( fire alarm system ) adalah karena dengan penggunaan komputer maka seluruh aktivitas detektor akan termonitor secara langsung dalam bentuk gambar, sinyal, alarm, record database, serta event secara harian, jam atau detik dan secara real time termonitor dan tercatat dalam database sistem komputer sehingga akan memudahkan pelacakan / tracing kesalahan atau gangguan. simplex_alarm sistem_alarm Kelemahan sistem konvensional dan addressable Kekurangan sistem konvensional Tidak mempunyai identitas alamat yang khusus sehingga menyulitkan pencarian detektor mana yang aktif. Titik deteksi hanya berdasarkan zona atau loop bukan titik detektor yang aktif. Satu Loop atau Zona terdiri atas 5 bahkan 10 detektor sehingga menyulitkan detektor mana yang mendeteksi. Kekurangan sistem addressable agar bisa addressable maka membutuhkan Monitor Module sistem addressable masih tergolong mahal karena 1 module hanya bisa dipakai untuk 1 detector. ( kecuali untuk sistem semi-addressable ) Hardware dan Software untuk komputerisasi pemadam kebakaran. Penggunaan modul analog dan digital telah menjadikan sistem yang lebih sederhana dan mudah dalam sistem monitoring baik pengkabelan maupun pemrograman telah menjadi pilihan banyak industri dan komersial untuk mendapatkan fleksibilitas dan kemampuan sistem kontrol dan monitoring. Hanya dengan menggunakan 1 module untuk 8 atau 16 channel input dan atau output maka banyak pengguna telah menghemat biaya. Dengan module digital sebagai pengganti dari master control fire alarm yang sudah ada sebelumnya, dan dengan tambahan software WinLog berbasis komputer HMI-SCADA maka didapatkan sistem dengan kelebihan yang tidak didapat pada sistem control panel fire alarm sebelumnya. Kelebihan tersebut adalah : Menggunakan Module dengan Ethernet/IP protocol. Real Time Ethernet I/O RS- 485 ( 2 wire ) ke host IBM Compatible PC ( 200 MHz Pentium ) Windows 98/NT/2000/XP

SISTEM PEMADAM KEBAKARAN ( FIRE FIGHTING )

SISTEM PEMADAM KEBAKARAN (FIRE FIGHTING SYSTEM)



Sistem pemadam kebakaran  atau sistem fire fighting disediakan di gedung sebagai preventif (pencegah) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler, sistem hidran dan Fire Extinguisher. Dan pada tempat-tempat tertentu digunakan juga sistem fire gas.Tetapi pada umumnya sistem yang digunakan terdiri dari: sistem sprinkler, hidran dan fire extinguisher.
      Ada 3 pompa yang digunakan dalam sistem sprinkler dan Hydran, yaitu elektrik pump, diesel pump dan jockey pump. Jockey pump berfungsi untuk menstabilkan tekanan di instalasi, dan secara otomatis akan bekerja apabila ada penurunan tekanan. Dan jika ada head sprinkler yang pecah atau hydran digunakan, maka yang bekerja secara otomatis pompa elektrik bekerja, dan secara otomatis pula jockey pump akan berhenti bekerja. Pompa elektrik pump (atau elektrik pump) merupakan pompa utama yang bekerja bila head sprinkler atau hydran digunakan. Sedang pompa diesel merupakan pompa cadangan, jika pompa elektrik gagal bekerja selama 10 detik, maka secara otomatis pompa ini akan bekerja.

1.  Fire Fighting Sistem Sprinkler

     Sistem ini menggunakan instalasi pipa sprinkler bertekanan  dan head sprikler sebagai alat utama untuk memadamkan kebakaran.
     Sistem  ada 2 macam, yaitu:
a. Wet Riser System: Seluruh instalasi pipa sprinkler berisikan air bertekanan  dengan tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
b. Dry riser system : Seluruh instalasi pipa sprinkler tidak berisi air bertekanan, peralatan penyedia air akan mengalirkan air secara otomatis jika instalasi  fire alar memerintahkannya.
      Pada umumnya gedung bertingkat tinggi menggunakan sistem wet  riser, seluruh pipa sprinkler berisikan air bertekanan, dengan tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
      Apabila tekanan dalam pompa menurun, maka secara otomatis jockey pump akan bekerja untuk menstabilkan tekanan air didalam pipa. Jika tekanan terus menurun atau ada glass bulb head sprinkler yang pecah maka pompa elektrik  akan bekerja dan secara otomatis pompa jockey akan berhenti. Dan apabila pompa elektrik gagal bekerja setelah 10 detik, maka pompa cadangan diesel secara otomatis akan bekerja.

2.   Fire Fighting Sistem Hydran

    Sistem ini menggunakan instalasi hydran sebagai alat utama pemadam kebakaran, yang terdiri dari box hydran dan accesories, pilar hydran dan siemese. Box Hydran dan accesories instalasinya (selang (hose), nozzle) (atau disebut juga dengan Fire House cabinet (FHC)) biasanya ditempatkan dalam gedung, sebagai antisipasi jika sistem sprinkler dan sistem fire extinguisher kewalahan mengatasi kebakaran di dalam gedung. Sedang Pilar hydran (yang dilengkapi juga dengan box hydran disampingnya, untuk menyimpan selang (hose) dan nozzle) biasanya ditempatkan di area luar (jalan) disekitar gedung, digunakan jika sistem kebakaran di dalam gedung tidak memadai lagi. Dan Siemese berfungsi untuk mengisi air ground tank  (sumber air hydran) tidak memadai lagi atau  habis. Siemese ditempatkan di dekat di dekat jalan utama. Hal ini untuk memudahkan dalam pengisian air.
       System Hydran ini juga terdiri dari 2 system, yaitu:
a. wet riser system:  Seluruh instalasi pipa hydran berisikan air bertekanan dengan tekanan yang selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
b.  Dry Riser System: seluruh instalasi pipa hydran tidak berisikan air bertekanan, peralatan penyedia air akan secara otomatis jika katup selang kebakaran di buka.
        Seperti halnya sistem sprinkler, jika ada tekanan dalam pipa instalasi menurun, maka pompa jockey akan bekerja. Dan jika instalasi hydran dibuka maka secara otomatis pompa elektrik akan bekerja, dan jockey pump secara otomatis akan berhenti. Dan jika pompa elektrik gagal bekerja secara otomatis, maka pompa diesel akan bekerja.



Gbr..Box Hydran & Fire Extinguisher (APAR)

3.       Fire Fighting fire Extinguisher
  
    Fire extinguisher atau lebih dikenal dengan nama APAR (Alat Pemadam Api Ringan) merupakan alat pemadam api yang pemakaiannya dilakukan secara manual  dan langsung diarahka  pada posisi dimana api berada.
     Apar biasanya ditempatkan di tempat-tempat strategis yang dissuaikan dengan peraturan Dinas Pemadam Kebakaran.
     Terdapat beberapa jenis Apar yang digunakan, yaitu:
·    Apar Type A: Murtipupuse Dry Chemical Powder 3,5 Kg
·    Apar Type B: Gas Co2 6,8 kg
·    Apar type C : Gas Co2 10 kg
·    Apar type D : Multipupuse Dry Chemical Powder 25 kg (dilengkapi dengan Trolley)

4.       Fire Fighting Sistem Gas

Sistem fire gas biasanya digunakan untuk ruangan tertentu, seperti: ruang Genset, ruang panel dan ruangan eletronik (ruang central komputer: ruang hub dan server, IT, Comunication dan lain-lain).
 Sistem iyang digunakan biasanya sistem fire gas terpusat, dimana tabung-tabung gas (foam, halon, FM 100, Co2 dan lain-lain), ditempatkan secara terpusat dan pendistribusiannya ke dalam ruangan dilewatkan melalui motorized valve / actuator, instalasi pemipaan dan nozzle.
  Cara kerja sistem ini berdasarkan perintah dari system fire alarm.




Gbr. Skematik Instalasi Hydran & Sprinkler 4 latai